PILARBMR.COM, BOLSEL-Empat Suku adat Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) beramai-ramai mendatangi gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kab. Bolaang Mongondow Selatan, Senin (26/07)2021).
Adapun sejumlah tokoh adat masyarakat yang terdiri dari suku Gorontalo, Mongondow, Sangihe, dan Bolango yang mendatangi gedung rakyat itu, tidak lain sebagai wujud pernyataan sikap dukungan atas penyampaian petinggi adat Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), yakni H. Herson Mayulu, SIP pada rapat paripurna HUT Bolsel ke-13 tahun, Kamis (22/07/2021) terkait ketidak hadiran Kapolres Bolsel Yuli Kurnianto pada undangan rapat Paripurna Hari Ulang Tahun Bolsel yang ke-13.
“Kedatangan kami dari empat suku adat di gedung DPRD Bolsel melakukan penandatanganan adalah bentuk dukungan terhadap pernyataan Bapak H. Herson MAYULU, SIP sebagai petinggi adat di daerah Bolsel” Ungkap salah satu tokoh masyarakat adat Bolsel Zulkarnain M. Ointu
Dirinya juga menyampaikan, ketidak hadiran Kapolres Yuli Kurnianto dalam Rapat Paripurna HUT Bolsel kemarin, sama saja tidak memghormati kegiatan yang sudah menjadi tradisi lokal dan juga merupakan bentuk pelecehan adat istiadat masyarakat Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel).
“Memperingati HUT daerah adalah kearifan lokal. Menghadiri upacara yang sudah menjadi tradisi merupakan suatu penghargaan dan penghormatan keberadaan adat dan tradisi lokal daerah Bolsel. Mengingat bapak Kapolres ketika memasuki daerah Bolsel telah diterima dengan adat, itu berarti beliau merupakan bagian dari masyarakat adat. Tetapi buktinya beliau tidak menghadiri undangan rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) HUT Bolsel ke-13.” Tegas Ointu
Tak hanya itu kata Zulkarnain, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) merupakan daerah eks swapraja yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan budaya yang telah dijalankan oleh para leluhur.
“Sebagai tokoh adat daerah sekali lagi menegaskan bahwa kami sepenuhnya mendukung dan merestui dengan apa yang menjadi penyampaian bapak H2M” Pungkasnya
Masih ditempat yang sama, Ketua DPRD Bolsel, Arifin Olii mengatakan bahwa kedatangan para tokoh masyarakat adat di gedung rakyat tersebut telah diterima secara kelembagaan.
“Selanjutnya apa yang menjadi aspirasi secepatnya akan kami tindaklanjuti” Tutur Olii
Diketahui, pada paripurna kemarin, Tokoh adat Bolsel, H. Herson Mayulu, SIP menyayangkan sikap Kapolres Bolsel AKBP. Yuli Kurnianto, SIK yang hanya mengutus seorang Kapolsek dalam kegiatan penting tersebut.
Padahal, paripurna tersebut dihadiri langsung oleh sejumlah pejabat penting diantaranya H. Herson Mayulu, SIP Gubernur yang diwakili Kepala Biro Ekonomi Ir. Hanny Wayong MSi, Bupati Bolsel H. Iskandar Kamaru, SPt, Wakil Bupati Deddy Abdul Hamid, Pimpinan dan Anggota DPRD Bolsel, Danramil, Danpos TNI AL, Kacabjari Dumoga, Kakan Kemenag Bolsel, Kepala Kantor Imigrasi KemenkumHAM kelas II Kotamobagu, Sekretaris Daerah, Para Asisten, Staff Ahli, Staf Khusus Bupati, Pimpinan OPD, Camat, dan para Sangadi.
“Hari ini Bolsel berusia 13 tahun, saat sidang paripurna DPRD Bolsel di gelar, sangat disayang seorang Kapolres tidak mau hadir dan mewakilkan kepada seorang Kapolsek, memangnya hari ulang tahun kecamatan sehingga yang hadir hanya setingkat kapolsek?,” ujar Mantan Bupati Bolsel dua periode itu.
Herson mengatakan, Gedung DPRD adalah gedung rakyat, sehingga ketidakhadiran kapolres pada acara tersebut tanpa sesuatu alasan, adalah suatu bentuk ketidak-adaan rasa hormat terhadap rakyat Bolsel.
“Bolsel adalah tempat dimana dia (Kapolres.red) bertugas, sebagai pengayom rakyat yang juga adalah anggota musyawarah pimpinan daerah. Beginikah mental seorang bhayangkara negara,” ketusnya.
Selanjutnya kata Herson, kehadirannya di paripurna tersebut, bukan dalam kapasitas sebagai Anggota DPR RI, namun sebagai tokoh adat pemegang empat gelar adat tertinggi yang disematkan oleh 4 etnis terbesar yang ada di Bolsel diantaranya Datung Mbanua (Dari Suku Nusa Utara), Te Mey Molamahu (Suku Gorontalo), Ta no o po Tindaho Lripu (Suku Bolango) serta Ki Kolano Nonombonu Bo Nolintak Kon Lipu’ (Suku Mongondow) sehingga wajar ketika ia merasa marah dan tersinggung.
“Wajar ketika saya tersinggung, karena ini adalah bentuk pelecehan terhadap masyarakat adat di Bolsel,” tandasnya.
Sementara itu, Kapolres Bolsel AKBP. Yuli Kurnianto, SIK saat dikonfirmasi awak media mengatakan, ketidakhadirannya diagenda penting tersebut bukan disengaja, melainkan ada agenda Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kasat Binmas di Aula Polres.
“Saya tadi hanya sempat mengikuti Upacara peringatan HUT Kabupaten di Lapangan Molibagu, karena siangnya ada agenda Sertijab Kasat Binmas di Aula Polres yang telah diagendakan jauh hari sebelumnya,’ terang Kurnianto
(HT)