“Bukan Aktivis Lingkungan, ini Hanya Bentuk Kecil dari Wujud Cinta”
Indonesia merupakan Negara dengan kekayaan alam yang melimpah ruah dari Sabang hingga Marauke. Keindahan alam Indonesia memang dianggap tak ada yang mampu menandingi di negara manapun di dunia.
Hampir semua pesona alam terdapat di Indonesia dari darat hingga laut. Alam semesta merupakan bukti akan rasa syukur kita terhadap ciptaan-Nya (Allah swt). Bahkan tidak jarang kata-kata keindahan alam semesta diabadikan dalam bentuk tulisan.
Tulisan-tulisan indah yang berisi kata-kata keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sebuah renungan. Renungan tentang betapa tidak sanggupnya manusia untuk menghitung atau bahkan untuk menyamai keindaahan alam semesta yang diciptakan oleh-Nya.
Manusia di ciptakan sebagai mahkluk yang paling baik, karena mereka di lengkapi akal untuk dapat berpikir dan mampu membedakan antara yang Baik dan Buruk. Manusia dan Alam adalah dua pokok unsur yang berada pada satu lingkaran (planet) Bumi. Manusia di berikan tugas untuk mampu menjaga dan merawat Alam itu, bahkan manusia dan alam itu hidup saling ketergantungan.
Semesta telah memberikan hasil tanaman dan tumbuh-tumbuhan kepada manusia untuk mereka dapat menikmati kekayaan alam itu, namun karena kecerendungan sifat ke egoisan dan tidak pernah puas, akhirnya manusia itu sendiri yang menghancurkan alam itu sendiri. Bencana bukanlah lelucon alam pada manusia melainkan efek dari manusia-manusia yang serakah, hingganya semua terkena dampaknya.
Alam selalu mencoba ramah terhadap manusia namun seakan manusia seperti tak ingin berdamai dengannya. Ada yang sadar dengan hal ini, ada yang tidak sadar, dan ada yang pura-pura tidak sadar. Dan mungkin yang masuk kategori tidak sadar hanyalah orang gila dan seorang bayi.
Bahkan jika kita meninjau jauh pada hakikat manusia. Manusia itu hakikatnya sadar. Ia akan berada dalam alam bawah sadarnya hanya ketika Ia tidur atau menjadi gila. Tidak mungkin ia mencemari alam dengan keadaan halusinasi.
Alam semesta adalah ciptaan-Nya, ia menentukan ukuran serta hukum-hukumnya. Alam juga menunjukkan tanda tanda keberadaan sifat dan perbuaatan-Nya. Maka untuk itu banyak upaya-upaya yang dapat kita lakukan untuk menjaga kelestariannya.
Setidaknya, di mulai dari lingkungan sekitar atau tempat-tempat yang perna kita kunjungi upayahnya tak perlu sedemikian rupa cukup di mulai dari pembiasaan kecil yang jika kita belum mampu melakukan hal-hal besar bagi alam. Dengan mencegah limbah sampah plastik yang banyak memberi efek tidak baik (buruk) bagi lingkungan.
Dampak plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik. Dampak ini ternyata sangat signifikan. Sebagaimana yang diketahui, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang. Konsumsi berlebih terhadap plastik, pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable).
Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, Air, Laut, bahkan Udara. Lalu bagaimana kita mengatasi hal ini? kita memang tidak mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%, tetapi yang paling memungkinkan adalah dengan memakai ulang plastik (reuse), mengurangi pemakaian plastik (reduce), dan mendaur ulang (recycle).
Salah satu bentuk upaya dari hal tersebut dengan pengurangan botol plastik yang biasanya kita gunakan untuk minum. Dan solusinya cukup mudah dengan penggunaan tumbler sebagai langka kecil menyelamatkan bumi. Kita bisa menggunakan atau lebih tepatnya membawa tempat minum sendiri dan itu cukup efisien dan menghemat dompet dari pada setiap kali kita haus harus membeli minum.
Kenapa jika membawanya sendiri bisa harus bersusah payah membeli? Jika anda bisa lebih berfikir. Walau memang terlihat praktis bagi kebanyakan orang, penggunaan botol plastik air meneral tidaklah memberi dampak yang baik dan kalian harus tau itu. Sekali lagi bentuk kepedulian kita pada alam tidak harus dari hal-hal besar mulailah dengan pembiasaan yang baik.
Bagi sebagian orang, gaya hidup ramah lingkungan tidak selalu diawali dengan hal-hal yang besar. Seperti sebuah pepatah popular mengatakan “ big step starts with an inch”. Diawali dari diri sendiri dan memulainya dari kebiasaan yang simple, kedepannya hal tersebut bisa menjadi kebiasaan dan membuat orang lain tertarik sehingga bisa mengisnpirasi banyak orang.
Oleh : Faradila Alim (Mahasiswa UNG, Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial)